Ada Pelangi Di Curug Pelangi?
Langkah Derofa - Pagi ini kami berangkat menuju sebuah curug yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari villa tempat kami menginap. Namanya adalah Curug Cimahi atau sering juga disebut dengan Curug Pelangi.
Udara masih dingin pada saat kami berangkat sehingga tidak ada satupun dari kami yang mandi terlebih dahulu.
Kami sengaja jalan lebih pagi supaya nanti tidak kesiangan kembali ke villa.
Sekitar 20 menit berlalu kami sampai di lokasi Curug Cimahi berada, kalau dilihat lihat daerah sini masih termasuk Lembang bukan daerah Cimahi tepat nya berada di Jalan Kolonel Masturi.
Jika curug curug lain berada jauh dari keramaian maka curug Cimahi berada persis di pinggir jalan raya dan tidak jauh dari lokasi wisata Dusun Bambu.
Setelah memarkirkan mobil, kami menuju tempat penjualan tiket yang baru saja dibuka dan ternyata kami adalah pengunjung pertama hari itu.
Kami sempatkan dulu berfoto di pintu masuk curug dan tiba tiba terlihat seekor monyet nangkring di pagar pintu masuk, seketika gue terdiam entah kenapa kalau melihat makhluk satu ini di tempat wisata ada perasaan was was takut di ganggu sama mereka hehe.
Curug Cimahi yang memiliki ketinggian sekitar 87 meter ini berada di lembah yang harus digapai dengan menuruni sekitar 587 anak tangga. Tangganya sudah rapi dan lebar jadi cukup aman meskipun sedikit terjal.
Untuk menuruni tangga sebannyak ini pasti butuh effort yang besar, tapi ini perjalanan santai jadi berkali kali istirahat dijalur tidak masalah apalagi hari masih pagi cuaca belum terik dan udara masih sejuk.
Sepanjang jalur yang kami lewati terdapat dua gardu pandang yang merupakan spot foto favorit di tempat ini. Di setiap gardu terdapat bangku dan meja yang bisa dijadikan tempat istirahat juga bisa digunakan sebagai properti foto.
Dari gardu pandang ini terlihat curug Cimahi dengan jelas berada di rimbunan tinggi pepohonan.
Kami sampai di anak tangga terakhir yang artinya sudah sampai di bawah curug. Kami terpesona dibuatnya, sangat luar biasa melihat keindahan ciptaan Tuhan sedekat ini.
Kami mengagumi keindahan nya dalam ketenangan karna tidak ada pengunjung lain selain kami berenam.
Kesempatan ini kami gunakan untuk berfoto tanpa harus berdesakan dengan pengunjung lain seperti yang sering terjadi di tempat wisata lain hehe.
Tak lama kemudian datang seorang pengunjung yang kami minta tolong untuk memfoto kami dan begitupun sebaliknya kami gantian memfoto bapak tersebut.
Ini adalah kali kedua gue main ke curug ini setelah yang pertama kali tahun 2015 silam, pada saat itu curug Cimahi lagi happening nya banget sehingga sangat ramai di kunjungi orang.
Sampai sampai kami tidak bisa menuju kebawah curug karna kepadatan pengunjung, kami hanya duduk menikmati air terjun dari kejauhan,
Beruntung nya kami pada saat itu kami melihat pelangi yang ada dekat air terjun, hal ini sering terjadi pada siang hari saat cuaca sedang cerah. Pelangi tersebut tercipta karna pantulan sinar matahari yang menembus air curug. Dan karna penampakan pelangi tersebut menjadi asal usul kenapa curug Cimahi juga disebut curug Pelangi.
Curug Cimahi terlihat sangat cantik apalagi volume air nya juga besar karna daerah sini masih sering diguyur hujan padahal sudah masuk minggu kedua di bulan Maret. Yah begitulah namanya cuaca selalu berubah ubah dan tidak dapat diprediksi.
Kami menikmati kesunyian disini, menikmati percikan air yang terbawa angin dan suara gemuruh air yang turun dari atas sangat natural sekali, kapan lagi menikmati tempat wisata dengan kondisi sesepi ini.
Oiya sumber air dari curug ini berasal dari hulu sungai Cimahi, dari situlah bermula penamaan Curug Cimahi. Dua nama yang disematkan untuk curug ini ternyata memiliki cerita nya masing masing.
Berlama lama di terpa udara dingin membuat perut kami kelaperan apalagi sebelum berangkat kami hanya sarapan seadanya.
Setelah berbilas di toilet yang merupakan fasilitas curug, kami menuju warung yang berada di pinggir sungai. Terdapat beberapa warung yang menjual aneka makanan minuman dan kami memilih salah satu warung yang masih sepi.
Indomie rebus adalah pilihan yang tepat saat itu ditambah dengan potongan cabe nikmat banget rasanya.
Hari mulai beranjak siang, para pengunjung mulai berdatangan. Kami bersyukur tadi diberi kesempatan yang sepi sehingga bisa menikmati suasana yang syahdu.
Tadi waktu datang kami harus menuruni ratusan anak tangga, sekarang saat pulang kami harus menaiki lagi ratusan anak tangga tersebut.
Ini merupakan tantangan tersendiri karna untuk naik itu lebih berat daripada turun dan waktunya juga lebih lama.
Tapi untuk mencari sesuatu yang indah itu terkadang tidak gampang, butuh usaha dan pengorbanan jadi tetap semangat.

















Comments
Post a Comment