Dihajar Badai Di Gunung Merbabu Via Suwanting
Langkah Derofa - Jalur Suwanting mungkin bukan jalur favorit saat mendaki Merbabu, juga tidak sepopuler selo yang jalurnya lebih mudah.
Bahkan beberapa orang yang sudah mendaki lewat jalur ini bilang kalau “Suwanting bikin sinting”.
Basecamp Suwanting Ke Pintu Rimba
Hari Sabtu tgl 24 September 2022 pukul 08.00 pagi kami tiba di basecamp Suwanting yang berada di Dusun Suwanting Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.
Butuh waktu sekitar 3 jam untuk istirahat dan bersiap siap hingga pukul 11.00 kami memulai pendakian ke gunung Merbabu.
Keluar dari basecamp kami langsung naik mobil pick up yang kami pikir akan mengantar sampai di pos 1. Ternyata setelah lima menit jalan, mobil berhenti disebuah warung dan kami turun disitu.
Dari sini kami naik ojek menuju Pintu Rimba yang merupakan gerbang pendakian Suwanting. Durasi naik ojek ini juga tidak lama sekitar dua menit karna jaraknya sangat dekat.
Kami sedikit bingung dengan prosedur ini dimana harus dua kali berpindah kendaraan, padahal kalau naik ojek dari basecamp langsung ke Pintu Rimba kan bisa dan tidak ribet, tapi ya sudahlah.
Ongkos naik pick up + ojek sebesar Rp. 10.000
Pintu Rimba Ke Pos 1 (1.560 Mdpl)
Pendakian ini sedikit telat dari jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya, dimana rencana awal memulai pendakian pada pukul 10.00 nyatanya kami baru keluar dari basecamp pada pukul 10.30.
Sebelum mendaki kami sudah mengisi perut terlebih dahulu supaya bisa kuat mendaki hari ini.
Di Pintu Rimba terdapat sebuah gapura dan para pendaki akan berfoto terlebih dahulu di gapura ini sebelum melanjutkan pendakian nya.
Jalur pendakian Suwanting terdiri dari tiga pos dan menurut leader kami, jalur yang akan di lewati nanti cukup berat dan panjang, jadi tidak usah terburu buru dan harus banyak sabar.
Nah loh kata kata tersebut sedikit membingungkan, karna gue jadi ingat dengan mereka yang sudah mendaki lewat jalur ini dan berkata Suwanting itu bikin sinting.
Ada hal menarik yang terdapat di semua jalur pendakian gunung Merbabu yaitu sepanjang jalur pendakian nya terdapat penunjuk jalan berupa patok yang bernama HM dan bisa dijadikan sebagai penunjuk arah selama mendaki.
Patok HM ini dimulai dari angka 1 dan jarak antara patok sepanjang 100 meter. Saat malam hari ketika patok HM terkena cahaya senter atau headlamp akan memantulkan cahaya yang memastikan para pendaki malam tidak tersesat.
Jarak antara Pintu Rimba dengan Pos 1 tidak terlalu jauh dan jalurnya masih cukup aman, dikelilingi oleh pohon pinus yang memberi kesan kesegaran dan keindahan, halah.
Estimasi waktu dari Pintu Rimba ke Pos 1 : 10 menit
Pos 1 Ke Pos 2 (2.186 Mdpl)
Gunung Merbabu terkenal dengan sabana nya yang indah, sehingga para pendaki memasukkan gunung ini dalam list mereka. Tapi dalam sebuah pendakian pasti butuh perjuangan berat melewati jalur yang terjal.
Dari Pos 1 menuju Pos 2, tanjakan nya sudah mulai aduhai tapi masih kebantu dengan vegetasi yang masih lebat. Bersyukurnya siang itu tidak hujan dan tidak terik cuma sedikit mendung.
Dari pos 1 menuju pos 2 ada beberapa titik yang kami lewati yaitu Lembah Cemoro, Lembah Ngrijan dan Lembah Mito.
Kami berhenti lama di pos 2 ini untuk makan siang, tempatnya cukup luas untuk duduk beristirahat dan pemandangan yang kami lihat adalah gunung Merapi yang kadang tertutup kabut.
Dijalur Suwanting ini tidak ada warung sama sekali seperti di gunung gunung lain, jadi setiap pendaki harus mempersiapkan logistiknya dengan baik.
Di sepanjang jalur nya juga tidak ada shelter yang bisa dijadikan termpat berteduh, bahkan tiap pos nya hanya berupa papan penunjuk saja.
Estimasi waktu dari Pos 1 ke Pos 2 : 1 Jam 45 menit
Pos 2 Ke Pos 3 (2.740 Mdpl)
Jujur ini adalah jalur terberat di Suwanting, selain curam dan terjal jalurnya berupa tanah berpasir dan berdebu yang bikin kaki pendaki tergelincir.
Sedangkan jika hujan turun maka jalur menjadi licin membuat pendaki sering terpeleset.
Jalur ini sangat menguras tenaga, sehingga disediakan tali sebagai pegangan ketika naik maupun turun.
Gue sempat ngobrol dengan pendaki yang baru turun, mereka bercerita pada saat kemaren naik mereka diguyur hujan sehingga jalur menjadi licin parah membuat mereka benar benar kewalahan karna sering terpeleset.
Bersyukur banget hari ini dikasih cuaca bagus jadi kami tidak mengalami hal yang dialami para pendaki itu.
Jalur dari pos 2 ke pos 3 lumayan panjang dan sangat berat jadi kami harus benar benar sabar supaya mental tidak down.
Saat itu gue sudah berpisah dengan teman teman, ada yang didepan dan lebih banyak yang dibelakang. Tapi sepanjang jalur banyak bertemu pendaki lain dari berbagai daerah dan kita jalan bareng sambil berbagi cerita.
Setelah melewati jalur yang luar biasa dahsyat, gue melihat para pendaki sedang berkerumun disuatu tempat. Ternyata itu adalah pos air, disini ada pipa air dan para pendaki mengambil air disini untuk kebutuhan mereka.
Jarang banget kan di gunung ada sumber air nya dan Merbabu via Suwanting ini salah satunya, tapi aliran air yang mengalir dari pipa tersebut sangat kecil sehingga harus menunggu lama sampai botol jadi penuh, ini yang membuat antrian mengambil air jadi panjang.
Dari sini menuju pos 3 atau camp area sudah tidak jauh lagi.
Estimasi waktu dari Pos 2 ke Pos 3 : 2 Jam 50 Menit.
Dihajar Badai Terus Menerus
Pos 3 yang merupakan camp area berada di tempat terbuka karna sudah jarang pepohonan. Dari sini gunung Merapi terlihat sangat jelas demikian juga dengan beberapa gunung di Jawa Tengah seperti Sumbing, Sindoro, Andong, Kembang melambai dari kejauhan.
Tidak lama sampai di Pos 3 badai mulai datang menerpa, karna lokasinya berada di lembah yang di apit oleh tebing dan jurang maka badai nya begitu terasa. Tenda tenda mulai bergoyang, debu beterbangan dan udara menjadi dingin padahal hari masih sore.
Satu persatu anggota rombongan kami mulai datang dan badai malah semakin kencang, sunset yang harus nya menjadi daya tarik di waktu sore sudah tidak menarik lagi,
Ini pengalaman pertama merasakan badai parah di gunung, dulu pernah kena badai juga di gunung Andong tapi tidak separah dan selama ini,
Beberapa tenda mulai miring, ada yang pasak nya lepas, barang barang yang sifatnya ringan terbang dibawa angin.
Malam itu kami tidur ditemani suara badai, tenda terus bergoyang dan kami tidak berani keluar lagi karna ketika tenda dibuka maka angin kencang akan membawa debu pasir masuk dalam tenda.
Ada ketakutan juga sih dalam kondisi ini, takut tenda roboh atau terbawa angin, kan gak lucu.
Pos 3 Ke Puncak (Suwanting, Triangulasi, KentengSongo)
Waktu menunjukkan pukul 03.30 dan kami sudah bangun untuk persiapan summit, tapi badai masih belum berhenti juga. Suara suara para pendaki tidak terdengar, mungkin mereka belum bangun atau suara mereka yang tertutup oleh suara badai.
Karna kebelet kencing gue mengajak teman untuk keluar tapi mereka malas untuk keluar akhirnya gue keluar sendiri. Saat pintu tenda kebuka angin kencang serasa menampar muka membawa debu.
Kondisi diluar benar benar sepi tidak ada orang satupun, gue melewati tenda tenda dimana terlihat ada tenda yang roboh, barang barang berantakan dan berdebu tebal.
Karna kondisi ini kami putuskan untuk berangkat summit pada pukul 06.00 pagi, tidak hanya kami tapi hampir semua pendaki di pos 3 melakukan hal yang sama.
Pendakian ke puncak ditemani angin badai, saking kencang nya bisa membuat badan ini bergeser hehe. Karna hal ini pula dua dari teman memilih untuk mundur dan kembali ke tenda, mereka menyerah.
Sebenarnya gue hampir menyerah juga apalagi udara pagi yang dingin semakin dingin oleh angin badai, tapi masa iya gue harus menyerah begitu saja.
Gunung Merbabu ini gunung yang ingin gue daki dari lama, tapi selalu saja ada halangan ketika mendakinya.
Dan sekarang ketika kesempatan itu ada, berat rasanya untuk berkata cukup sampai disini dan memilih mundur. Karna walau dihajar oleh badai, cuaca pagi itu cukup cerah tidak berkabut dan tidak hujan, jadi gue pikir masih aman untuk meneruskan pendakian.
Gunung Merbabu lokasinya berdekatan dengan gunung Merapi, mereka seperti Sindoro Sumbing jika dilihat dari kejauhan. Sayang nya gunung Merapi yang masih aktif dan sudah memakan banyak korban itu tidak dibuka lagi untuk pendakian.
Semakin jauh gue berjalan gue sadar jika sudah berpisah jauh dari teman teman, berjalan sendiri tanpa orang yang dikenal tidak melemahkan semangat gue karna gue terpesona melihat pemandangan yang sangat indah yaitu sabana.
Sabana yang begitu indah sangat luar biasa memukau, baru kali ini melihat sabana seluas dan secantik ini ditambah lagi dengan view gunung Merapi, gunung gunung lainnya, lautan awan semua menjadi satu membentuk sebuah keindahan.
Gue menginjakkan kaki di puncak pertama yaitu Puncak Suwanting, puncak ini berupa tanah lapang dengan papan kayu sebagai penanda bahwa itu adalah puncak. View dari puncak Suwanting menyajikan lautan awan mengelilingi gunung Sumbing dan gunung Sindoro.
Setelah berfoto dan istirahat sebentar lalu gue meneruskan perjalanan menuju Puncak yang lain yaitu Puncak Trianggulasi.
Puncak Trianggulasi merupakan puncak tertinggi di gunung Merbabu dengan ketinggian 3.142 Mdpl. Wah sungguh terharu dan bangga dengan pencapaian ini, akhirnya sekian lama menunggu dan tertunda gue bisa sampai di puncak Merbabu. Jika selama ini hanya melihat di youtube dan instagram sekarang gue berdiri disini dan melihat secara langsung.
Dari puncak Trianggulasi, gue menuju ke puncak Kenteng Songo yang jarak nya sangat dekat. Di puncak ini terdapat beberapa batu berlubang, konon batu batu tersebut merupakan artefak dari zaman dulu.
Estimasi waktu dari Pos 3 ke Puncak Suwanting : 1 Jam 10 Menit
Estimasi waktu dari Puncak Suwanting ke Puncak Triangulasi : 1 Jam
Estimasi waktu dari Puncak Triangulasi ke Puncak Kenteng Songo : 15 Menit
Suwanting Bikin Sinting?
Rencana manusia tidak selalu terlaksana sesuai kehendak kita tapi akan terjadi di waktu yang tepat seperti pendakian gue ke gunung Merbabu ini, cukup lama gue berencana mendaki gunung Merbabu tapi baru sekarang bisa terealisasi.
Sekarang gue menginjakkan kaki di gunung nya, melihat keindahan sabananya, merasakan perjuangan di jalur nya yang bikin “sinting”. dan gue juga bisa bilang jika jalur Suwanting memang bikin sinting, benar benar jalur yang menguras tenaga dan hampir membuat putus asa.
Belum lagi dihajar badai terus menerus dari sabtu sore hingga minggu siang, sebuah pengalaman yang luar biasa.
Tapi percayalah, untuk mencapai sesuatu yang indah itu tidak gampang, butuh proses yang panjang dan berat, itulah Merbabu via Suwanting.




























Comments
Post a Comment