Pelajaran Hidup Dari Si Mbah
Langkah Derofa - Usianya sudah tidak muda lagi, tenaganya juga sudah tidak sekuat dulu tapi dia masih semangat berjuang untuk melanjutkan hidup.
Masa tua yang harusnya dia gunakan untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga terpaksa dia gunakan untuk mencari nafkah.
Apakah hidup ini cukup adil baginya?
Apakah dia mengeluh?
Apakah dia masih punya mimpi?
Dia terus berjalan dengan perlahan, langkahnya terseok dan tubuh rentanya menanggung beban, sesekali senyum tersungging di bibirnya.
“Hidup adalah perjuangan, selama hayat masih dikandung badan selama itu pula harus berjuang untuk hidup”
Tanpa kenal lelah si mbah mencari rejeki yang mungkin bukan hanya untuk dinikmati sendiri, ada keluarga ada orang orang yang setia menunggu kedatangan nya.
Dia berjuang diatas kakinya sendiri, selagi masih bisa melakukan nya sendiri dia tidak mau merepotkan orang lain.
Dia tidak mau menjadi beban keluarga atau dia sudah tidak memiliki keluarga lagi?
Hidup memang tidak selalu menyenangkan dan sesuai dengan keinginan, tapi inilah hidup, mau tidak mau harus dijalani.
Si mbah tidak sendiri, masih banyak mbah mbah lainnya diluar sana yang fisiknya mulai rapuh penglihatan nya mulai buram tapi mereka masih semangat menjalani hidup menunggu hingga “senja” datang menghampiri.
“Tidak ada penderitaan yang abadi
Tidak ada pula kebahagiaan yang abadi
Kecuali bagi yang pandai bersyukur
Selamanya ia akan merasakan kebahagiaan”
Dari si mbah kita belajar bahwa hidup ini adalah perjuangan yang tidak mengenal usia, selama masih hidup di dunia selama itu harus terus berjuang dan berusaha.
Jangan pernah mengeluh karna diluar sana masih banyak mereka yang lebih susah dari kita. Diatas langit masih ada langit, dibawah tanah masih ada tanah.
Selalu bersyukur dan tetap semangat, harapan pasti ada bagi mereka yang berusaha dan Tuhan pasti akan memperhitungkan setiap perbuatan umatNya.


Comments
Post a Comment