TARIAN TRADISIONAL DARI DAERAH NIAS

Langkah Derofa - Pulau Nias yang berada di kepulauan Sumatra, selain terkenal dengan tradisi lompat batu nya juga memiliki beberapa tari tradisional yang menarik.

Berikut beberapa jenis tarian yang ada di Pulau Nias yang memperkaya khasanah budaya negri tercinta Indonesia.

Tari Baluse (Tari Perang)

Tari Baluse/foto ig @bjorn_tobewild

Foto seringjalan.com

Tari Baluse merupakan tari perang dari Nias Selatan, tarian ini sering ditampilkan dalam acara resmi seperti penyambutan tamu dan wisatawan.

Pada zaman dulu tari Baluse dibawakan ketika para pejuang hendak pergi berperang dengan tujuan untuk mengobarkan semangat para pejuang. Tidak hanya itu tari Baluse melambangkan sikap pemuda yang gagah berani di medan perang.

Dan karna zaman sekarang sudah tidak ada perang lagi maka tari Baluse lebih sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu dan acara adat lainnya.

Properti utama dalam tari ini adalah Baluse, yaitu perisai perang yang terbuat dari kayu keras berfungsi sebagai pelindung tubuh, warnanya kecoklatan dan berbentuk seperti daun pisang yang utuh. Selain itu ada juga properti lainnya yaitu tombak, pedang dan topi perang.

Para penari tari Baluse mengenakan baju perang berwarna kuning, merah atau hitam. Baju perang dibagi menjadi dua : bagian dalam dan bagian luar mengenakan rompi perang. Sedangkan celana yang digunakan panjangnnya selutut dan berwarna hitam dan merah.

Tari Baluse dibawakan oleh sekelompok pria gagah perkasa dan dipimpin oleh seorang pimpinan perang. Saat tarian akan dimulai pemimpin memberi aba aba kepada para penari untuk membentuk formasi seperti akan berperang. Tari ini mengandalkan gerakan kaki, khususnya saat menghentakkan kaki ke tanah sebagai gerakan saat berperang. Gerakan kaki akan diikuti dengan gerakan ayunan tangan yang membawa baluse, tombak dan pedang.

Tari Moyo (Tari Elang)

Foto Exploreniasselatan.id

Foto criss-jp.com

Tari moyo atau tari burung elang dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk kesenian suku Nias. Tari Moyo menggambarkan semangat yang tak terpatahkan, keuletan, kekuatan dan kasih sayang.

Tari ini biasanya dibawakan dalam acara acara resmi seperti acara adat, penyambutan tamu dan acara resmi lainnya. Biasanya dibawakan oleh para penari wanita yang menggambakan burung elang terbang sambil mengepakkan sayapnya.

Secara historis asal muasal tari ini tidak diketahui secara pasti, tapi ada beberapa versi yang berkembang di masyarakat tentang asal usul tari Moyo. Versi pertama, menggambarkan penantian seorang gadis yang ditinggal oleh sang kekasih karna sedang pergi berperang. Setelah sekian lama sang kekasih pria tidak juga kembali dan karna kerinduan yang mendalam akhirnya wanita tersebut berdoa kepada dewa agar diubah menjadi seekor elang supaya dapat terbang untuk mencari kekasihnya.

Dewa pun mengabulkan permintaannya berubah menjadi burung elang dan segera terbang mencari kekasihnya mengelilingi seluruh pulau. Tapi yang terjadi selanjutnya sang kekasih tidak ditemukan dan wanita tersebut terperangkap dalam wujud elang yang tidak bisa kembali ke wujud aslinya.

Versi kedua, tari Moyo menggambarkan pertarungan sengit seekor ayam dan seekor elang. Induk ayam mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melindungi anak anaknya dari serangan elang. Dengan tekad yang kuat induk ayam bisa mengimbangi setiap gerakan elang.

Tari Moyo dilakukan secara berpasangan, satu kelompok biasanya beranggotakan enam sampai delapan orang. Gerakan inti tari moyo adalah gerakan naik turun menirukan gerakan elang yang mengepakkan sayap di udara, gerakan berputar menukik dengan tempo yang cepat, dan sesekali bersimpuh dengan kaki berjinjit.

Dalam perjalanan nya tari moyo pernah mengalami masa kejayaan dan masa kritis karna hampir ditinggalkan, tapi sekarang mulai bangkit kembali dan mengalami proses modifikasi.  

Tari Maena

Maena oleh anak sekolah/foto oberberkat.com

Maena adalah tarian yang dilakukan secara bersama sama, yang biasanya ditampilkan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu atau acara besar lainnya selain itu maena juga berfungsi sebagai hiburan dalam suatu acara. Maena juga mempunyai makna tentang kebersamaan dan kesatuan satu dengan yang lain. Ketika kebersamaan dan persatuan terbina dengan baik maka suatu gerakan yang indah akan terbentuk, begitulah terjadi keindahan jika dalam masyarakat ada kebersamaan dan persatuan.

Tari maena bisa dibawakan oleh pria maupun wanita, jumlah penarinya juga tidak ditentukan berapa banyak apalagi jika itu dalam acara pernikahan dimana semua orang ingin berpartisipasi untuk ikut maena. Pertunjukan tari biasanya diawali dengan pantun oleh pemimpin maena, pantun yang diucapakan biasanya disesuaikan dengan tema acara.

Setelah itu dilanjutkan dengan melantunkan syair maena yang dalam bahasa Nias disebut fanehe maena, dan diikuti oleh peserta maena seperti bersahut sahutan. Syair maena sendiri makna nya bermacam macam mulai dari pesan mendalam sampai syair yang bersifat lucu yang membuat suasana maena menjadi meriah.

Gerakan tari maena sangat sederhana dan mudah diikuti oleh siapa saja tanpa ada latihan khusus, gerakan maena biasanya meliputi gerakan maju mundur kekiri dan kanan se-irama dengan ayunan tangan. Formasi bisa bebentuk lingkaran, segi empat atau bentuk lainnya. Dan untuk pakaian para peserta maena sendiri tidak ada aturan atau larangan kecuali untuk maena acara adat yang menggunakan baju adat.

*Dari berbagai sumber

Comments

Popular Posts