Pertama Kali Naik MRT Jakarta : Bangga Punya Transportasi Sekeren Ini
Langkah Derofa - Salah satu moda transportasi terbaru, terkeren yang merupakan kebanggaan warga Jakarta adalah MRT atau Mass Rapid Transit, sebuah sistem transportasi cepat yang menggunakan kereta rel listrik.
Proses pembangunan MRT ini dimulai pada bulan Oktober 2014, pada saat itu beberapa ruas jalan Sudirman-Thamrin mengalami penyempitan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan yang luar biasa, tapi hal ini juga membuat rasa penasaran warga makin tinggi tentang penampakan transportasi tercepat ini kelak.
Dan pada saat peresmian nya pada bulan Maret 2019, stasiun MRT diserbu oleh warga yang ingin menikmati kecepatan dan kecanggihan transportasi yang dulu hanya bisa dilihat di Negara luar saja dan sekarang sudah ada di Jakarta.
Ditambah dengan seringnya pemberitaan media membuat animo masyarakat makin tinggi untuk mendatangi stasiun stasiun MRT. Maka tidak heran jika tiap hari terlebih di akhir minggu stasiun MRT tidak pernah sepi dari calon penumpang bahkan sampai menyebabkan antrian panjang.
Foto
foto ketika berada di MRT bertebaran di sosial media, sebuah kebanggaan bisa
berada dan berfoto disana. Dan fenomena ini juga membuat warga diluar Jakarta
turut hadir berkunjung dan meramaikan dunia MRT. Apalagi diawal peresmiannya pihak MRT menggratiskan biaya perjalanan alias free alias gak bayar.
Walaupun MRT ini sudah ber-operasional lama tapi gue sendiri belum sama sekali mencoba gimana rasanya naik MRT, padahal gue banyak menghabiskan waktu di ibukota. Sampai waktu itu tiba di bulan Februari 2020, salah seorang sahabat dari Malang datang ke ibukota karna ada urusan keluarga. Sahabat ini dulu sempat tinggal di ibukota untuk bekerja sampai akhirnya memutuskan untuk pulang kampung karna tidak tahan dengan kerasnya Jakarta hehe.
Lalu kami bertemu dan berencana untuk mencoba MRT, senang rasanya akhirnya kesampaian juga naik MRT. Dari daerah Pasar Senen tempat teman gue menginap kami naik bus TransJakarta menuju Harmoni dan selanjutnya berpindah bis ke arah Bundaran HI. Harga tiket TransJakarta yang masih sama dari dulu membuat kantong aman ketika jalan jalan di ibukota.
Kamipun sampai di halte bundaran HI kemudian berjalan kaki menyusuri tangga menuju stasiun MRT, Wah ini benar benar keren, semua terlihat rapi, bersih dan nyaman dan rasanya seperti bukan berada di Jakarta (hehe lebay). Kami berhenti sejenak untuk mengamati keadaan sekitar, maklum saja baru kali ini masuk stasiun MRT dan masih belum tau sistem nya.
stasiun yang begitu luas membuat calon penumpang merasa nyaman, kamipun masuk dan tidak lama MRT nya berjalan. Karna kami naik MRT bukan di jam sibuk maka penumpang tidak terlalu ramai dan semua mendapat tempat duduk. Laju MRT ini begitu kencang tapi tetap membuat nyaman para penumpangnya.
Karna tujuan kami sekedar mencoba MRT, maka ketika sudah sampai di stasiun akhir stasiun Lebak Bulus, kami keluar lalu masuk lagi untuk selanjunya kembali ke stasiun Bundaran HI.
Wah bangga juga Jakarta bisa punya transportasi yang sangat keren ini, akhirnya kita tidak kalah dari negara lain yang sudah lebih dulu memiliki MRT. Walaupun sedikit terlambat dibanding dengan negara tetangga, tapi bangsa ini mulai berbenah, good job. Dan semoga MRT bisa menjadi salah satu solusi pengurai kemacetan di ibukota.
Sejarah MRT Jakarta
PT. Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17 Juni 2008, dengan mayoritas saham dimiliki oleh pemprov DKI. Rencana pembangunan MRT di Jakarta sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1985, namun waktu itu belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Baru pada tahun 2005, Presiden RI menegaskan bahwa proyek MRT merupakan proyek nasional. Maka sejak itu pemerintah pusat dan pemprov DKI mulai bergerak dan saling bertanggung jawab. Pencarian dana disambut oleh pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman. Desain proyek dimulai pada tahun 2008 - 2009, tahap konstruksi dilakukan Oktober 2013 dan dicanangkan tahun 2018.
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT fase 1 sepanjang 16 Km dari terminal Lebak Bulus hingga Bundaran HI yang memiliki 13 stasiun dan 1 depo. Dan pengoperasian nya pada tahun 2019.
Langkah Langkah Menggunakan MRT Jakarta
1. Penumpang masuk stasiun MRT Jakarta
2. Penumpang dapat membeli Single Trip Ticket (STT) maupun Multi Trip Ticket (MTT) melalui loket atau Ticket Vending Machine Funding (TVM)
3. Setelah memiliki tiket MRT Jakarta, penumpang cukup menempelkan tiket (tap in) di gerbang penumpang
4. Penumpang antri dibelakang garis aman dan di dalam garis antrian
5. Dahulukan penumpang turun sebelum masuk ke dalam kereta
6. Setelah tiba di stasiun tujuan, tempelkan kembali tiket (tap out) di gerbang penumpang
7. Penumpang MRT Jakarta diminta untuk selalu mematuhi petunjuk dan aturan petugas
Daftar Stasiun MRT Jakarta Dan Peta Harga Tiket
1. Stasiun Bundaran HI (Rp. 14.000)
2. Stasiun Dukuh Atas BNI (Rp. 14.000)
3. Stasiun Setiabudi Astra (Rp. 13.000)
4. Stasiun Bendungan Hilir (Rp. 12.000)
5. Stasiun Istora Mandiri (Rp. 11.000)
6. Stasiun Senayan (Rp. 10.000)
7. Stasiun Asean (Rp. 9.000)
8. Stasiun Blok M (Rp. 8.000)
9. Stasiun Blok A (Rp. 7.000)
10. Stasiun Haji Nawi (Rp. 6.000)
11. Stasiun Cipete Raya (Rp. 5.000)
12. Stasiun Fatmawati (Rp. 4.000)
13. Stasiun Lebak Bulus Grab
Metode Pembayaran
- Tiket Single trip : tiket berupa kartu yang dapat dipakai sekali jalan
- Tiket Multi Trip : tiket berupa kartu berisi saldo yang dapat dipakai berkali kali, dan dapat diisi ulang saldonya
- Kartu JakLingko : kartu multiguna untuk pembayaran Transportasi Publik Di Jakarta (TransJakarta, MikroTrans dan MRT Jakarta)
- Kartu elektronik Bank : kartu pembayaran yang dikeluarkan oleh Bank (Flazz, jakcard, tapcash, e-money, Brizzi)
- Aplikasi MRT Jakarta : dengan aplikasi MRT Jakarta anda dapat membayar dengan uang elektronik (Dana, LinkAja, OVO, Gopay)
*sumber : https://jakartamrt.co.id/id






Comments
Post a Comment