Pendakian Gunung Sindoro ; Pertama Kali Naik Gunung Diatas 3000 Mdpl
![]() |
| Puncak Sindoro |
Langkah Derofa - Gunung Sindoro yang juga dikenal dengan Sindara atau Sundoro merupakan gunung volcano aktif yang terletak diantara wilayah Wonosobo dan Temanggung Jawa Tengah. Dengan ketinggian 3.153 meter diatas permukaan laut, gunung Sindoro memiliki 4 jalur pendakian : jalur pendakian via Kledung, jalur pendakian via Sikatok (Desa Sigedang, Tambi), jalur pendakian via Alang Alang Sewu dan jalur pendakian via Bansari.
Dan kali ini bersama komunitas Backpacker Jakarta, gue akan melakukan pendakian ke gunung yang masih aktif ini. Untuk pendakian ke gunung Sindoro kita akan melewati jalur pendakian via Kledung yang berada di kabupaten Temanggung.
Perjalanan Menuju Basecamp Kledung
Ini adalah trip kedua gue bersama komunitas “Backpacker Jakarta” setelah sebelum nya melakukan pendakian ke gunung Lembu yang berada di Purwakarta. Komunitas ini bersifat sharing cost jadi seluruh biaya, perlengkapan dan logistik dibagi bersama. Trip ini diikuti 30 orang dan dibagi dalam beberapa kelompok kecil supaya sesama anggota kelompok saling melengkapi segala peralatan dan kebutuhannya.
![]() |
| Backpacker Jakarta |
Sekretariat BPJ (Backpacker Jakarta) yang terletak di Cawang jumat malam itu sangat ramai, karna selain trip ke Sindoro BPJ juga melakukan trip ke gunung Sumbing. Bis mulai melaju meninggalkan ibukota dengan segala hiruk pikuk dan kemacetannya. Bis yang bertolak dari Cawang pada pukul 21.00 hingga pukul 03.30 masih merayap di gerbang tol Cikampek. Hal yang paling membosankan adalah terjebak di kemacetan bahkan di jalan tol sekalipun. Mencoba untuk tidur kemudian bangun lagi tapi seolah olah bis tidak beranjak, hufft.
Pukul 10 pagi bis memasuki daerah Sukorejo dan berhenti sejenak untuk istirahat mengisi perut para penikmat ketinggian. Pantat sudah panas kelamaan nempel di kursi, kaki sudah pegal bukan karna berjalan tapi kelamaan duduk. Dari kejauhan mulai terlihat gunung Sindoro dan Sumbing yang dijuluki sebagai gunung kembar itu, rasa capek dan ngantuk mendadak sirna karna kagum melihat keagungan ciptaan Yang Kuasa, sudah tidak sabar membayangkan akan berada di puncak gunung itu.
Bis terus melaju melewati jalan provinsi yang berada diantara gunung Sindoro dan gunung Sumbing, jalan ini yang menghubungkan antara kota Temanggung dan Wonosobo. Lukisan alam dengan keindahannya mengingatkan pada masa kecil yang suka menggambar matahari dibalik gunung dan sawah yang terhampar luas, luar biasa!
Bis terus melaju melewati jalan provinsi yang berada diantara gunung Sindoro dan gunung Sumbing, jalan ini yang menghubungkan antara kota Temanggung dan Wonosobo. Lukisan alam dengan keindahannya mengingatkan pada masa kecil yang suka menggambar matahari dibalik gunung dan sawah yang terhampar luas, luar biasa!
Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl
Pukul 11.30 bis berhenti di Basecamp Kledung yang merupakan pos awal pendakian, udara disini cukup adem walau tengah hari bolong karna daerah ini dikelilingi oleh pegunungan. Situasi basecamp sudah ramai oleh para pendaki, kendaraan yang terparkir juga cukup padat pertanda pendakian hari ini pasti ramai. Basecamp Kledung adalah balai pertemuan warga sehingga tempatnya cukup luas untuk menampung pendaki yang istirahat maupun packing barang.
Oiya jangan buru buru untuk packing ulang carrier ya, karna sebelum melakukan pendakian petugas akan mengecek kelengkapan peralatan penting yang dibawa pendaki seperti sleeping bag, jas hujan, air minum dan logistik. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal buruk menimpa para pendaki ketika melakukan pendakian. Menurut gue hal ini sangat bagus supaya para pendaki selalu mengutamakan keselamatan salah satunya dari perlengkapan dan logistik, good job.
![]() |
| Basecamp Kledung |
Dari basecamp ke pos 1 ada dua alternatif yang bisa dilakukan yaitu : jalan kaki dan menggunakan ojek. Jika berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam karna jarak lumayan jauh dan jika menggunakan ojek cukup 15 menit saja. Karna keterbatasan waktu dan juga menghemat tenaga maka rombongan memutuskan untuk menggunakan ojek sekalian membantu perekonomian warga setempat. Satu ojek terkadang menarik dua penumpang sekaligus padahal ongkos tetap dikenakan per kepala sebesar Rp. 25.000.
Naik ojek gunung memberi sensasi tersendiri, melewati jalan berbatu, menanjak dengan kecepatan tinggi membuat jantung serasa copot tapi jangan pernah meragukan kemampuan para tukang ojek ini. Dan ketika turun dari motor jantung masih deg degan, dengkul gemetaran dan kaki kesemutan, jadi lebih baik ketika naik ojek tidak usah bonceng bertiga supaya lebih nyaman dan ongkosnya pun sama saja.
Oiya dalam perjalanan beberapa kali kami melewati para pendaki yang berjalan kaki dari basecamp, sepertinya asyik juga bisa dengan santai menikmati lukisan alam dan perkebunan warga disepanjang jalur.
Pendakian di musim kemarau identik dengan jalur berpasir dan berdebu, maka memakai masker atau buff adalah pilihan yang sangat tepat. Seringkali papasan dengan para pendaki yang baru turun, mereka dengan cueknya berlari dijalur yang membuat debu beterbangan dan penglihatan tertutup seperti kabut, jadi bingung apakah mereka terlalu egois dan tidak peduli apa efek dari kelakuan mereka? Itu sangat mengganggu sekali.
Ada baiknya untuk selalu menjaga jarak antar sesama pendaki agar menghindari dari kibasan debu tebal.
Karna mendaki disore hari maka sinar mentari tidak terlalu menyengat dikulit, apalagi jalur yang dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi. So far jalur menuju pos 2 ini masih aman dikaki, dan di pos 2 kami beristirahat sejenak walaupun sebelumnya juga sudah sering break, maklum pemula hehe.
Ada baiknya untuk selalu menjaga jarak antar sesama pendaki agar menghindari dari kibasan debu tebal.
Karna mendaki disore hari maka sinar mentari tidak terlalu menyengat dikulit, apalagi jalur yang dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi. So far jalur menuju pos 2 ini masih aman dikaki, dan di pos 2 kami beristirahat sejenak walaupun sebelumnya juga sudah sering break, maklum pemula hehe.
Dari pos 2 menuju pos 3 trek mulai berat, jalur yang curam dengan batu batu besar serta berdampingan dengan jurang yang membuat harus berhati hati untuk melangkah apalagi jika papasan dengan pendaki turun. Jalur sudah mulai terbuka karna vegetasi yang jarang dan bahkan tidak ada pepohonan sama sekali dan di jalur ini kita bisa melihat gunung Sumbing dengan jelas, sesekali kabut datang kemudian menghilang.
Dan tepat pada pukul setengah lima sore kami menginjakkan kaki di pos 3 disambut dengan udara yang dingin. Disini kami mendapat tempat yang nyaman dan luas untuk mendirikan tenda. Semakin sore udara semakin dingin tapi di depan mata disuguhkan dengan lautan awan dari gunung Sumbing, indah sekali.
Dan tepat pada pukul setengah lima sore kami menginjakkan kaki di pos 3 disambut dengan udara yang dingin. Disini kami mendapat tempat yang nyaman dan luas untuk mendirikan tenda. Semakin sore udara semakin dingin tapi di depan mata disuguhkan dengan lautan awan dari gunung Sumbing, indah sekali.
![]() |
| Jalur menuju Pos 3 |
![]() |
| Sunset di Pos 3 |
![]() |
| Lautan Awan |
![]() |
| Burger gunung |
Selain di pos 3 tempat mendirikan tenda lainnya ada di Sunrise camp yang merupakan batas camp terakhir, sekitar 30 menit dari pos 3 dan berada di ketinggian 2.424 mdpl. Di sunrise camp ini memiliki lokasi yang cukup luas untuk menampung puluhan tenda pendaki, serta berada di area terbuka sehingga pemandangan yang disajikan di lokasi ini cukup indah. Sesuai dengan namanya, pemandangan kala matahari terbit jelas terlihat diantara hamparan pegunungan.
Menikmati Sunrise Di Batu Tatah
Musim kemarau akan membuat suhu digunung menjadi lebih dingin dibanding dengan musim hujan, dalam hati selalu bertanya kok bisa ya? Dan malam itu gue harus memakai jacket double serta baju double supaya bisa memberi kehangatan buat hati yang dingin ini haha. Tapi yang terjadi kemudian adalah : gue terbangun, merasa gerah dan kesulitan untuk bernapas, awalnya sempat berpikir kalau oksigen dalam tenda yang menipis karna harus berbagi dengan teman tapi setelah gue membuka jacket maka keadaan menjadi normal kembali, sangat bersyukur sekali. Tidak lama berselang kami semua harus bangun untuk persiapan summit, ada beberapa orang yang tinggal di tenda karna ingin meneruskan tidurnya sekalian menjaga tenda.
Sering mendengar kabar kalau para pendaki di Sindoro ini acapkali mendapat gangguan dari sosok yang bernama BAGAS atau babi ganas, makhluk yang mencari makan di tenda pendaki dengan merusak tenda pada malam hari dan bersyukur sepanjang malam itu kami aman dari si Bagas.
Sering mendengar kabar kalau para pendaki di Sindoro ini acapkali mendapat gangguan dari sosok yang bernama BAGAS atau babi ganas, makhluk yang mencari makan di tenda pendaki dengan merusak tenda pada malam hari dan bersyukur sepanjang malam itu kami aman dari si Bagas.
Berdoa dan melakukan pemanasan adalah hal yang wajib dilakukan sebelum mendaki termasuk summit, tapi sebelumnya perlengkapan yang dibawa summit dimasukkan dulu ke dalam tas/daypack. Untuk gue sendiri barang wajib nya adalah : air minum 1.5 liter dibagi dalam dua botol kecil, cemilan, obat pribadi dan P3K, jas hujan plastik, tabung oksigen kecil, pisau lipat dan handphone untuk dokumentasi. Fyi gunung Sindoro ini tidak mempunyai sumber air jadi harap membawa air secukupnya dari basecamp supaya tidak mengalami kekurangan air, dan warung terakhir di gunung ini ada di pos 3.
Ini adalah pendakian pertama gue di gunung yang mempunyai ketinggian diatas 3000-an Mdpl sudah pasti excited dan sedikit cemas karna belum yakin dengan diri sendiri, tapi keraguan itu harus ditepis dengan semangat dan keyakinan bahwa gue PASTI BISA. Untuk summit subuh itu sendiri butuh effort yang extra walaupun tidak membawa carrier besar tapi harus bertahan dengan suhu yang dingin, oksigen yang menipis dan trek yang terjal. Nah kan sudah tau naik gunung itu tidak enak tapi kok gak ada kapoknya? Haha.
Ditemani headlamp yang terpasang di kepala, suara langkah kaki para pendaki memecah keheningan subuh itu, langkah yang berat karna trek berbatu tapi tekad dan semangat membuat kaki terus melangkah. Selain puncak, target saat itu harus sampai di pos 4 atau Batu Tatah untuk menikmati sunrise. Dan Puji Tuhan kami berada di Batu Tatah sebelum Sang Surya hadir menyapa Bumi.
Ditemani headlamp yang terpasang di kepala, suara langkah kaki para pendaki memecah keheningan subuh itu, langkah yang berat karna trek berbatu tapi tekad dan semangat membuat kaki terus melangkah. Selain puncak, target saat itu harus sampai di pos 4 atau Batu Tatah untuk menikmati sunrise. Dan Puji Tuhan kami berada di Batu Tatah sebelum Sang Surya hadir menyapa Bumi.
![]() |
| Sunrise di Batu Tatah/Pos 4 |
![]() |
| Batu Tatah |
Batu Tatah adalah sekumpulan batu bersusun tinggi, yang entah tersusun secara alami atau merupakan hasil kreasi manusia tapi apapun itu Batu Tatah sangat bagus dijadikan sebagai tempat berfoto. Kita bisa menaiki batu ini dan gunung Sumbing menjadi latar yang indah. Batu Tatah ini juga merupakan pos 4, pos terakhir sebelum puncak.
Puncak Gunung Sindoro, Puncak Pertama
Sempat tertahan lama di Batu Tatah karna menikmati sunrise dan juga antri berfoto di atas batu fenomenal ini hingga tidak terasa matahari mulai naik dan kehangatan pagi mulai terasa, harus bergegas lagi untuk meneruskan perjalanan. Pendakian ke puncak benar benar sangat menguras tenaga disebabkan tingkat kemiringan trek yang curam, jalur didominasi batu dan pasir serta vegetasi sudah tidak ada lagi. Berjalan dua tiga langkah terus istirahat beberapa saat, keadaan ini membuat hampir putus asa apalagi ketika puncak sudah terlihat tapi kaki ini tidak bisa sampai juga.
Seringkali break hanya untuk mengatur napas, minum seteguk air serta menambah tenaga dengan cemilan. Beberapa dari rombongan sudah mencapai puncak duluan, hal ini memompa semangat untuk terus berjalan dan mencapai PUNCAK. Puncak? ya puncak gue ada di puncak, I did it! Gue berhasil sampai puncak, gue sudah melakukannya. Bersyukur, puas, bangga semua bercampur aduk. Terima Kasih Sang Pencipta untuk semua kesempatan ini.
Seringkali break hanya untuk mengatur napas, minum seteguk air serta menambah tenaga dengan cemilan. Beberapa dari rombongan sudah mencapai puncak duluan, hal ini memompa semangat untuk terus berjalan dan mencapai PUNCAK. Puncak? ya puncak gue ada di puncak, I did it! Gue berhasil sampai puncak, gue sudah melakukannya. Bersyukur, puas, bangga semua bercampur aduk. Terima Kasih Sang Pencipta untuk semua kesempatan ini.
![]() |
| Menuju puncak |
![]() |
| Istirahat sejenak |
Gunung yang masuk dalam Triple S Jawa Tengah ( Sindoro, Sumbing, Slamet) ini memiliki puncak yang sangat luas. Dari puncak Sindoro kita bisa melihat hamparan pegunungan yang ada di Jawa Tengah seperti Sumbing, Merbabu, Merapi, Prau, Andong, dan beberapa gunung lainnya. Gunung Sumbing adalah gunung terdekat maka terlihat sangat jelas dan gagah mempesona didepan mata. Konon gunung Sindoro dan Sumbing ini sering disebut gunung kembar karna lokasinya yang berdekatan, ada juga yang menyebut kedua gunung ini pasangan suami istri yang mempunyai anak yaitu gunung Kembang yang letaknya berada dekat Sindoro.
"Perjuangan menuju puncak itu berat tapi ketika sudah sampai kita tidak bisa bertahan lama karna di puncak banyak sekali resiko yang akan dihadapi, sama seperti hidup ketika berada di puncak akan sering sekali diperhadapkan dengan berbagai godaan. Jadi perhatikan ‘Puncak Puncak’ kehidupan kita mulai sekarang supaya tidak disuruh cepat turun dari puncak"
![]() |
| Semangat, Aku Pasti Bisa |
Karna di gunung Sindoro ini tidak terdapat sumber air, hendaknya membawa air minum yang cukup dari basecamp atau membeli di warung yang ada di pos 3. Jika pergi summit maka bawa sendiri air minum-mu taruh dalam tas bersama perlengkapan lainnya, jangan mengandalkan orang lain, tergantung kepada orang lain dan merepotkan orang lain karna di gunung itu segala sesuatu bisa saja terjadi.
Ketika sedang berjuang menggapai puncak sempat betemu dengan seorang pendaki yang kelelahan dan kehausan, dia terpisah dari rombongan nya dan tidak membawa apa apa karena semua logistik dibawa oleh temannya, akhirnya kita berbagi air minum. Kemudian ketika turun dari puncak tepatnya antara pos 4 - pos 3 bertemu dengan sepasang pendaki yang kelelahan dan juga kebingungan karna air minum mereka kehabisan (padahal sang cowok membawa tas besar loh) dan mereka berpikir kalau diatas itu ada warung yang menjual minuman, oh my God. Gue cuma memberi saran buat mereka untuk tidak meneruskan perjalanan daripada terjadi hal buruk menimpa mereka seperti dehidrasi, ditambah lagi hari makin siang, matahari makin terik dan perjalanan kepuncak juga masih jauh.
Nah dari kejadian ini kita bisa belajar bahwa naik gunung itu butuh persiapan yang matang untuk menghindari resiko yang akan terjadi dan itu mulai dari diri sendiri. Jangan hanya fokus pada handphone atau kamera, safety first ya!
Dokumentasi itu penting tapi keselamatan jauh lebih penting
Turun dari Sindoro butuh perjuangan yang berat, beberapa kali tergelincir dan jatuh di jalur yang berpasir dan berbatu ini. Tapi sebanyak gue jatuh sebanyak itu gue bangkit lagi dan tak mau tenggelam dalam luka dalam, aku tidak tersesat dan aku tau jalan pulang, hahaha. Hal menarik gue temui di basecamp adalah pengecekan ulang terhadap kantong sampah yang kita bawa turun dari gunung, ini memastikan bahwa kita tidak meninggalkan sampah di gunung, cakepp.
Berikut estimasi waktu pendakian gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Kledung :
Basecamp - Pos 1 : 15 Menit (naik ojek)
Pos 1 - Pos 2 : 1 jam
Pos 2 - Pos 3 : 1.5 jam
Pos 3 - Sunrise Camp : 30 menit
Sunrise Camp - Pos 4 : 2 jam
Pos 4 (Batu Tatah) - Puncak : 1.5 jam
Sekali lagi ini cuma estimasi atau perkiraan waktu mendaki gunung Sindoro, dan waktu tempuh ini bisa berbeda (bisa lebih cepat atau lebih lama) tergantung situasi kondisi dan kemampuan para pendaki.
Pengalaman pertama gue naik gunung diatas 3000an Mdpl memberi pelajaran buat gue untuk tidak gampang menyerah ketika melihat jalur yang begitu berat, jangan membandingkan diri kita dengan orang lain, karna setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Walaupun harus berjalan dengan pelan tapi jika dilakukan dengan semangat pasti akan menggapai puncak dan gue sudah membuktikannya.


















Comments
Post a Comment