Pendakian Gunung Lembu 792 Mdpl ; Kecil Kecil Tapi Menantang

Waduk Jatiluhur dari gunung Lembu

Langkah Derofa - Purwakarta adalah sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat yang belakangan ini namanya mulai terkenal karna memiliki sebuah taman air mancur bernama Sri Baduga. Sebuah pertunjukan air yang terbesar di Indonesia. Selain itu Purwakarta memiliki waduk Jatiluhur yang namanya sudah terkenal dari dulu. 
 
Purwakarta juga merupakan tempat yang dituju oleh para pendaki karna memiliki beberapa gunung yang terbilang tidak terlalu tinggi dengan  jalur pendakian yang pendek, ramah buat pemula tapi tetap saja cukup menantang. Jika kita adalah warga Jabodetabek maka tidak butuh waktu lama untuk mencapai Purwakarta.
 
Dan kali ini gue akan mencoba pengalaman baru nanjak ke gunung yang mempunyai view waduk Jatiluhur ini.

Gunung Lembu 792 Mdpl - Purwakarta
Gue dan teman teman dari komunitas sharecost bernama BACKPACKER JAKARTA akan menyambangi gunung yang mempunyai ketinggian 792 meter diatas permukaan laut ini. Yup namanya gunung Lembu, salah satu gunung yang masuk dalam jajaran gunung BONGPALEM yang terdiri dari gunung Bongkok, Parang dan Lembu, ketiga gunung ini merupakan gunung favorit yang ada di Purwakarta. Walaupun ketiga gunung ini mempunyai ketinggian dibawah 1.000 Mdpl tapi jalur yang dilalui cukup menantang tapi pemandangan yang disuguhkan sangat indah yaitu Waduk Jatiluhur.

Kenapa gunung ini disebut gunung Lembu? konon katanya jika dilihat dari kejauhan maka gunung ini terlihat seperti lembu yang sedang duduk. Ada juga yang bilang kalau di gunung ini dulu banyak dijumpai sapi atau lembu yang dilepas oleh pemiliknya sehingga gunung ini disebut gunung Lembu. Dan saat melakukan pendakian kami memang melihat ada sekelompok sapi atau lembu yang saat itu sedang merumput di area kaki gunung Lembu.




Malam Minggu Di Taman Air Mancur Sri Baduga
Untuk mencapai Purwakarta maka kami menggunakan transportasi kereta dari stasiun Tanjung Priok dengan mambayar tiket kereta seharga Rp. 7.500 saja. Dan karna tempat duduk terbatas sedangkan jumlah penumpang banyak maka sebagian penumpang harus berebut tempat duduk dengan penumpang lain bahkan jika sudah penuh maka bersiaplah untuk berdiri hingga sampai di tempat tujuan. 
 
Perjalanan ini ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam untuk tiba di stasiun Purwakarta. Waktu menunjukkan jam 7.45 ketika keluar dari pintu kereta. Selanjutnya kami berjalan menuju area luar stasiun sambil di briefing oleh pimpinan rombongan, oiya trip kali ini diikuti sekitar 40 orang dan banyak dari kami yang belum mengenal satu sama lain tapi pada akhir nya saling  kenal dan jadi berteman.

Kebetulan stasiun ini lokasinya dekat dengan pasar malam sehingga suasana sangat ramai apalagi malam minggu seperti sekarang ini. Disepanjang jalan terdapat banyak sekali penjaja makanan yang mengundang selera sambil berwisata kuliner malam, apalagi kami dikasih waktu sekitar 2 jam untuk makan malam dan menikmati malam minggu sampai nanti jam 10 kumpul kembali untuk melanjutkan perjalanan.

Masih dalam wilayah sama kami menemukan sebuah taman yang dikenal dengan taman air Sri Baduga, sebuah taman yang terkenal di Purwakarta karna pertunjukan air mancurnya yang sangat memukau. Pertunjukan ini hanya tiga kali dalam satu malam dan cuma ada di malam minggu saja. Tidak dipungut biaya untuk masuk ke tempat ini, cukup dengan duduk rapi dan tenang sambil menikmati setiap show yang ditampilkan.
 
Taman air Sri Baduga ini menyuguhkan pertunjukan air mancur yang dipadukan dengan cahaya laser dan diiringi dengan musik. Pertunjukan ini dilakukan di tengah danau dan disekitar danau disediakan kursi bertingkat untuk para pengunjung, jika pengunjung ramai maka sebagian akan menikmati pertunjukan sambil berdiri. Pertunjukan ini sangat menghibur bukan hanya anak anak saja tapi segala umur menikmati suguhan air yang meliuk liuk di timpa lampu laser yang luar biasa, sampai tidak terasa waktu pertunjukan sudah usai.




Pendakian Summit Dimulai Subuh
Pertunjukan air mancur sudah selesai saatnya kami berkumpul kembali untuk melanjutkan perjalanan ke kampung Panunggal desa Panyindangan kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta, desa ini adalah pos pendakian dan kita akan memulai mendaki dari sini. Perjalanan ini menggunakan truk yang ditempuh selama kurang lebih satu jam dengan jalan menanjak, menembus kegelapan, jalan rusak dan bahkan ranting atau dahan pohon yang menampar bagian mobil semakin menambah keseruan kami dalam perjalanan. Malam itu kami akan bermalam di balai pertemuan warga, tempat nya yang luas mampu menampung rombongan yang sudah kelelahan dan butuh istirahat. Tempat ini berada di kaki gunung tapi entah kenapa malam itu terasa gerah ?

Tidak lama tertidur tiba tiba kami dibangunkan oleh suara yang menyuruh untuk bersiap karna perjalanan ke puncak sebentar lagi akan dimulai. Butuh waktu satu jam untuk kita bersiap sebelum summit : ke kamar mandi, packing, sarapan maupun pemanasan sebelum nanjak. Tepat pukul empat pagi kami memulai pendakian ke puncak, pagi itu udara masih saja gerah sehingga dalam perjalanan terpaksa harus membuka jacket karna gerah yang membuat keringat jadi banjir, tidak seperti gunung pada umumnya yang berhawa dingin.

Oiya sebelum pendakian ke puncak kami sempat di briefing dulu sama ketua rombongan dan diberi tahu jika dalam perjalanan nanti kami akan banyak menjumpai petilasan jadi tolong untuk menjaga sikap dan juga tidak merusak atau mengganggu apapun yang dilihat selama perjalanan.
 
Tadinya sempat berpikir yang dimaksud petilasan itu seperti apa? dan ternyata dalam perjalanan gue melihat ada beberapa benda atau tempat yang dipagari dengan kayu atau bambu dan tidak diperkenankan untuk melangkahi tempat tersebut serta harus mengambil jalan lain. Dan ini ada beberapa kali gue lihat di jalur, apapun itu gue sebagai pendatang tidak mau mengganggu, merusak dan menghormati kepercayaan orang lain apapun itu.

Dalam perjalanan sedikit tercium aroma tidak sedap seperti kotoran, eh ternyata tidak jauh dari situ ada area buat para pendaki untuk mendirikan tenda, mungkin bau itu berasal dari kotoran yang tidak rapi ditutup sama pemiliknya hehe. Jadi nanjak ke gunung Lembu ini bisa secara tik tok alias tidak nenda ataupun camping karna jarak tempuh nya yang tidak memakan waktu yang lama. Dan camping area ini berada tidak jauh dari puncak.

Ada lagi hal baru yang gue tau tentang gunung ini ternyata tujuan kebanyakan pendaki di gunung ini adalah bukan puncaknya tapi sebuah batu yang disebut dengan Batu Lembu yang letak nya harus turun melewati puncak, jadi setelah sampai di puncak para pendaki turun lagi menuju ke batu ini. Untuk puncak nya sendiri bukan ruang terbuka tapi di tumbuhi oleh pohon pohon sehingga pemandangan disini kurang begitu selain itu tempatnya tidak luas. Batu Lembu ini letaknya agak menjorok keluar dan dari sini kita melihat sunrise dan waduk Jatiluhur yang luas.

Pendakian dari basecamp sampai ke Batu Lembu memakan waktu dua jam saja jadi sekitar jam 6 kami sudah ada di Batu Lembu. Pagi itu sunrise tidak terlalu indah karna tertutup kabut, tapi tetap bersyukur sudah bisa sampai ditempat yang indah ini yang tadinya cuma liat di foto tapi sekarang bisa menginjakkan kaki dan bilang “Gue udah sampaihehe
 
Kondisi di Batu Lembunya sendiri sudah ramai oleh para pendaki lain ditambah lagi rombongan kami jadi makin ramai. Disekitar batu hanya diberi tali yang tidak begitu safety jadi harus tetap berhati hati, jaga keselamatan dan perhatikan sekeliling apalagi ketika berfoto karna kurang hati hati sedikit saja bisa langsung terjun ke jurang, ngeri kan!




Waduk Jatiluhur Dari Ketinggian Gunung Lembu
Waduk Jatiluhur ini merupakan salah satu waduk terbesar yang ada di Indonesia, waduk ini juga berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Dan dari ketinggian gunung Lembu kita melihat waduk Jatiluhur yang sangat luas dengan perahu yang bertengger di permukaan air, sekilas seperti melihat lautan di pegunungan.

Angin yang kencang pagi itu membuat kami tidak bisa berlama lama berada diatas, ditambah lagi matahari yang sudah meninggi pertanda kita harus bergegas kembali turun dan selanjutnya kembali kerumah masing masing.





Salah satu gunung yang ada di Purwakarta ini sudah didaki, semoga setelah naik ke gunung Lembu bisa segera menyusul ke gunung Parang dan gunung Bongkok dan bisa menuntaskan misi BongPaLem (Bongkok-Parang-Lembu).

Comments

Popular Posts