Pendakian Gunung Andong 1726 Mdpl Via Sawit

Gunung Andong dari perkebunan warga

Langkah Derofa -  Terminal Pulogebang 01 September 2018, naik bis dari Jakarta turun di terminal Magelang-naik bis menuju pasar Ngablak-naik ojek ke basecamp sawit gunung Andong, itu adalah rencana awal kami. Tapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan, ketika memasuki terminal Pulogebang kami sudah disambut oleh calo yang membuat semua rencana kami berantakan. 
 
Sebagai orang yang baru pertama kali menggunakan bis untuk bepergian jauh, maka gue dan teman gue sedikit terlihat canggung ketika memasuki kawasan terminal dan ini dimanfaatkan oleh calo yang mencari mangsa penumpang yang kebingungan. Singkat cerita kami pun membayar tiket Rp. 170.000/orang (cukup mahal) dan langsung naik ke bis yang di arahin oleh calo.

Tujuan kami saat itu ke terminal Magelang tapi di tiket tertulis tujuan akhir salah satu daerah Jawa Timur nah loh. Awalnya kami sudah curiga tapi masih positif thinking saja, tapi setelah ngobrol dengan beberapa penumpang akhirnya kami baru sadar telah jadi korban calo, argghh. Dan ternyata bukan cuma kami yang jadi korban calo saat itu, masih ada beberapa penumpang lain yang mengalami hal yang sama, selain harga tiket yang mahal tujuan mereka pun jauh dari jalur yang dilewati bis, sungguh terlalu.
 
Bis berangkat dari terminal Pulogebang pukul 16.30.


Terminal Bawen - Ambarawa
Yang Magelang Magelang turun sini, teriakan kernet bis membangunkan kami yang baru saja terlelap tidur. Waktu menunjukkan jam 01.20 subuh dan kami turun dari bis di terminal Bawen. Saat menulis ini masih tersisa rasa kesal dan kecewa dengan kejadian yang kami alami. 
 
Kebayangkan perasaan orang orang yang kena tipu seperti kami, ongkos digetok lebih mahal dan harus keluar uang lebih banyak lagi karna diturunin jauh dari tujuan. Mencari rejeki diatas penderitaan orang lain, semoga berkah ya bapak ibu. 
 
Ini akan menjadi pelajaran yang teramat penting buat gue ketika suatu saat nanti menggunakan bis lagi untuk bepergian jauh. Selalu beli tiket di loket resmi dan jangan mau ber urusan dengan calo, cukup sekali saja jadi korban para calo tidak bertanggung jawab itu. 

Nah di Bawen ini kami mencari hotel diantar oleh tukang ojek terminal, walaupun masih jengkel tapi dibawa tidur saja. Pagi harinya adik dari teman gue datang menjemput kami, kebetulan dia tinggal di Ambarawa tidak jauh dari hotel kami menginap. Tadinya kami gak ada rencana ketemu dengan dia tapi setelah kejadian itu akhirnya bisa bertemu dan akhirnya dia mau ikut naik gunung juga, asek. Kebetulan hari itu dia lagi libur (dia lagi koas di RS Ambarawa). 

Basecamp Sawit Gunung Andong
Karna adik teman gue bawa mobil maka kami tidak jadi naik angkutan umum lagi dan semua rencana awal kami sudah berubah yang penting bisa naik gunung. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari kota Ambarawa maka sampailah kami di base camp sawit gunung Andong. Tidak susah untuk mencari alamat karna tinggal menggunakan maps. 
 
Kondisi basecamp siang itu sangat ramai dengan para pendaki yang baru turun dari gunung. Basecamp sawit menyediakan area parkir kendaraan buat motor maupun mobil dan orang orang di basecamp sangat ramah.
#mybromytravelmate

Gunung Andong memiliki 6 jalur pendakian yaitu : Pendakian via Dusun sawit, Pendakian via Dusun Pendem, Pendakian via Dusun Gogik, Pendakian via Dusun Temu, Pendakian via Dusun Kudusan, Pendakian via Dusun Sekararum dan yang menjadi jalur favorit para pendaki adalah jalur via Dusun Sawit. 

Kami gak buru buru untuk nanjak karna hari masih siang dan terik, jadi kami beristirahat di rumah penduduk sambil makan siang, rumah ini dipenuhi oleh pendaki yang sedang beristirahat. Oiya dilokasi sawit ini juga tersedia kamar mandi umum yang airnya sangat segar dan dingin, jadi buat yang mau melaksanakan aktivitas mandi sebelum dan setelah naik gunung bisa di tempat ini tapi jangan lupa bayar ya.

Pendakian Gunung Andong
Jam 13.20 kami memulai pendakian tapi sebelumnya melakukan stretching terlebih dahulu dan setelah itu DOA biar perjalanan aman dan lancar. Perjalanan awal kami melewati perkebunan warga, adem banget melihat pemandangan yang seperti ini. Kemudian kami memasuki kawasan hutan pinus, sebuah pemandangan yang sangat indah sekali kanan kiri jalur di penuhi rimbunan pohon pinus yang berbaris rapi, udara disini sangat sejuk dan aroma pepohonan sangat menenangkan. 

Setelah keluar dari hutan pinus kami mulai masuk trek yang cukup terjal dan curam karna disebelah kami adalah jurang. Jalurnya juga terbuka karna tidak ada lagi pepohonan rindang sehingga terik matahari langsung menyentuh kulit. Tapi view dari sini sangat indah kami bisa melihat Merbabu dan Merapi di depan mata. Jalur ini juga berpasir sehingga angin suka membawa debu beterbangan, jadi memakai masker adalah pilihan yang tepat.

Jalur berpasir

Udara yang sejuk di tengah pepohonan

Hutan Pinus

Merbabu dari kejauhan

Mendekati puncak jalur semakin terjal tapi kami mendaki secara santai saja tidak terburu buru, kami ingin menikmati setiap moment dalam perjalanan sambil sesekali berfoto narsis dan tidak terasa akhirnya kami sampai puncak.

Kondisi Di Puncak 1.726 Mdpl
Puncak gunung Andong bisa ditempuh dengan waktu 1 – 2 Jam tergantung kemampuan masing masing orang dan karna kami mendaki secara santai maka kami sampai di puncak dengan waktu tempuh 2 jam saja. Sore itu kondisi di puncak Andong lumayan sepi, karna banyak pendaki yang sudah turun. Oiya hari itu adalah hari minggu kebanyakan pendaki sudah pada turun karna besok sudah masuk kerja/beraktivitas. 
 
Pertama sekali menginjakkan kaki di puncak yang kami lihat adalah sebuah bangunan yang berdiri megah dan ternyata itu adalah makam Ki Joko Pekik seorang tokoh yang dihormati masyarakat sekitar.

Puncak Andong 1726 Mdpl


Puncak Makam Ki Joko Pekik

Area camp gunung Andong tidak terlalu luas jadi bisa dibayangkan ketika akhir minggu atau libur panjang kondisi dipuncak dipenuhi oleh tenda dan saling berdesakan bahkan jalur yang harusnya buat jalan pun di pakai buat pasang tenda. Nah alasan yang kaya gini yang membuat kami naik di hari minggu, kondisi pasti lebih sepi. 
 
Sore itu puncak Andong di terpa angin kencang dan juga kabut tebal, dan karna sedang musim kemarau maka kondisi diperparah oleh pasir pasir berterbangan. Sudah lama puncak gunung tidak di guyur hujan sehingga tanah menjadi pasir tebal yang ketika diinjak akan membuat pasir beterbangan, hal ini tidak bagus buat pernafasan sehingga harus memakai masker/buff dan tidak boleh berlama lama di luar. 

Hari masih sore tapi karna kabut tebal dan angin yang kencang kami gak bisa menikmati pemandangan diluar, jadi masuk tenda saja lagi sambil ngobrol. Oiya waktu di Ambarawa kami sempat beli Ayam bakar dan itu jadi menu makan malam kami, tinggal dipanasin saja lagi dan rasanya maknyuss.

Diluar ada badai, foto dulu aja

Badai sampai pagi

Ada etika yang harus kita jaga ketika berada di gunung yaitu tidak mengganggu pendaki lain yang sedang beristirahat dengan suara berisik kita. Jadi pengalaman kami ketika sedang istirahat tiba tiba ada rombongan pendaki lain yang baru sampai dan mendirikan tenda disebelah tenda kami, sebenar nya hal yang biasa ketika mereka mendirikan tenda dimana saja, tapi hal yang mengganggu adalah ketika mereka berisik dan menimbulkan suara yang membuat pendaki lain yang sedang tidur jadi terbangun. 
 
Hal seperti ini mungkin terlihat sepele atau bahkan sebagian orang berpendapat jauh jauh ke gunung cuma buat tidur, tapi setiap orang butuh istirahat setelah melakukan pendakian yang melelahkan dan itu hal yang sangat wajar. Beberapa gunung tertentu, proses pendakian ke puncak diteruskan keesokan pagi nya dan sudah tentu malam sebelumnya butuh istirahat yang cukup agar kondisi tubuh tetap terjaga. Jadi saling menjaga ketertiban saja ya hehe

Sepanjang malam itu tenda diterpa angin kencang, bersyukur tenda bisa bertahan tidak sampai terbawa angin dan malam itu kami tidak bisa menikmati pemandangan diluar. Padahal kalau cuaca bagus kita bisa melihat lampu lampu perumahan dari atas gunung. 
 
Kondisi angin kencang ini berlanjut sampai pagi sehingga kami melewati sunrise yahhhh.  Walaupun begitu pemandangan yang indah terlihat dari gunung yang kecil ini. Lautan awan yang cantik dan gunung gunung yang mengelilingi kami membuat serasa berada diatas awan. 

Gunung Andong memiliki 4 puncak yaitu puncak Makam, puncak Jiwa (lokasi camping), puncak Andong dan puncak Alap Alap, nah untuk mencapai puncak Alap Alap ini kita harus melewati trek jembatan setan karna jalurnya kecil dan kanan kiri adalah jurang, jadi harus hati hati ya.
 
Puncak Andong

Keistimewaan Gunung Andong
Salah satu keistimewaan gunung Andong adalah masih terdapat nya sinyal ponsel dari jalur pendakian sampai dengan puncak. Jadi kita masih bisa berhubungan dengan keluarga dirumah atau bisa buka sosial media. Keistimewaan lainnya adalah di puncak nya terdapat warung yang menjual makanan dan minuman, jadi buat pendaki yang tidak membawa logistik bisa makan dan minum di tempat ini harganya juga tidak terlalu mahal contoh pop mie harganya Rp. 6.000 dan minuman hangat rata rata Rp. 3.000. 
 
Tapi sebagai pendaki yang baik tetap harus membawa logistik dan keperluan makan minum, jangan terlalu mengandalkan warung atau apapun itu karna sesuatu bisa saja terjadi misalkan warung tidak jualan atau kehabisan stok maka kita juga yang akan susah. 

Gunung Andong adalah gunung yang dikelilingi oleh banyak gunung seperti Gunung Telomoyo, Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing dan prau. Jadi kebayangkan kita melihat gunung gunung ini berdiri megah disekeliling kita. Dan karna jarak tempuh nya yang tidak lama banyak para pendaki yang tidak camping di puncak tapi langsung turun (istilahnya tek tok). Dan pendaki tek tok ini biasanya datang menjelang sunrise.

Warung Diatas Puncak

View Merbabu, Merapi

View Sindoro, Sumbing, Prau

Tiket Rp. 8.000/orang + Parkir mobil Rp. 20.000.
Gunung Andong dikelilingi banyak gunung semoga suatu saat bisa menginjakkan kaki di gunung gunung tersebut dan gantian melihat gunung Andong dari kejauhan.

Comments

Popular Posts